Tayangan :


Minggu diniatkan banget ke sini. Gedung Perpus UI - Crystal of Knowledge yang diklaim sebagai perpustakaan terbesar se Asia. Waww! Dari jauh memang dah mencolok banget, gedungnya megah dan canggih! Lihat saja penampilan luarnya.


Perpus UI tampak depan

Belum lagi berbagai fasilitas yang ada di dalamnya : Lab. Komputer dengan puluhan atau ratusan apple imac, ruang Cinema, Fitness Center, Studio Musik, Studio Radio sampe Kantin dan Toko Buku. Ini baru lantai 1 lho. Sepertinya lantai 2 sampai lantai 8 memang difokuskan buat ruang2x yang serius, ruang perpustakaan + ruang baca tentunya dan ruang sidang (wajib tutup mulut alias gak boleh berisik di sini!).

Sembari olahraga, muter2x di perpus ini, dari lantai 1 sampai lantai 4 saja sudah ngos-ngosan. Nyampe di lantai 4, iseng… coz masih sepi, mungkin karena hari libur kali ya?


Foto 1 : Aning dan Karya 3 Dimensi "Never Ending" tepat di pintu masuk 
Foto 2 : di dalam perpus umum - lantai 2 
Foto 3 : view dari lantai 4, bagus bangeeedd....


Kalau sekedar puter2x, sih, pengunjung umum diperbolehkan masuk lho. Baca koleksi buku pun, boleh asal gak dipinjam pulang. Saya? Karena niat awalnya sekedar jalan2x - mengagumi kemegahan gedungnya, asyiknya ya ngubek2x lantai 1.


Kantin dan Toko Buku di lantai 1


Belum lagi di luar, tersedia taman asri yang pas banget buat rileks.


Taman di depan perpus UI



Di pinggir danau, sebelum jam 10 pagi : anginnya sepoi2x, airnya tenang, udara bersih


Setelah puas puter2x perpus, bisa dijadwalkan ke arah balairung. Di sana ada seabrek kegiatan mahasiswa, dari pencak silat, diskusi ringan, karate sampai penggalangan dana untuk berbagai kegiatan. Senangnya lagi, karena saya tak sendirian, Banyak juga yang memboyong keluarganya ke sini – keluarga besar malah! Tapi ingat, jangan nyampah di sini! Sama2x lah menjaga kebersihan dan keasrian tempat ini, sebagai rasa terima kasih karena pihak UI sudah membuka beberapa akses untuk umum - perpus ini contohnya. 

Dan jangan salah, perpus nggak melulu buku2x jadul, perpus yang ini kerennn abiiiisss. Yuuukk, ke perpus UI! 
 
EstriShinta Jumat, Maret 23, 2012
Read more ...

Mo Qasidah-an ‘Buuuuuu…. Nggak lah, kita mo nyinden alias karaokeh. Mbak2x yang didepan pasti bingung nih, wanita-wanita berjilbab maennya ke karaokeh? O-em-jiiii??!!

Sekali-kalinya menginjakan kaki ke tempat beginian, (xexe… kesannya najis banget yah?).  Padahal tempatnya dah falimiar gitu, ‘Nav’ dengan slogan ‘Rumah bernyanyi keluarga’. tuuhhh… keluarga tauuukkk… Knock, knock, knock!  Bayangan tempat surem, burem, remang-remang… plis deh, jauh-jauh….  Khahaahaaa…memang mo ngapain siiihhh? Segitunya…. lah wong kita mo karaokeh, dengan perjanjian bahwa tidak saling menghina-dina, dengan modal suara seadanya, wokehh?


 

Jangan salah, team akunting dan keuangan yang seharusnya serius abis, jadi koplak lho di sini. Awalnya malu-malu. I’in-Yuli-Helmi, malu-malu… dibuka Pak Han  ma Iwak Peyek-nya trus disambung Ulfa dengan Keong Racun, baru dweeehh….



Nah lho, Yuli joged, Pak Dolly nyanyi trus akhirnya joged juga. Disusul berganti-ganti, Ulfa, Pak Han, saya, duet I’in-Helmi…  Tarreeekkkkk Maaannnngggg!
EstriShinta Minggu, Maret 18, 2012
Read more ...

Parno gak sih kalo saya membahasnya?  Duluuu banget, pernah sih mengenal lingga-yoni dalam pelajaran sejarah (sewaktu es-em-pe kali ya?). Cuman, waktu itu pemahaman saya sebatas lingga-yoni sebagai pusat pemujaan umat Hindu.

Di sini – di lantai 1 perpus UI saya menemukan karya 3 dimensi Mbak Irianti Karnaya : Lingga - Yoni yang bermakna kesuburan atau awal mula kehidupan alias replika alat reproduksi pria dan wanita.
Eits, tunggu dulu….


Lingga Yoni di lantai 1 perpus UI


Jadi mikir nih. Tadinya saya penasaran, soalnya dari lantai 4 saya kira ukiran yang berada di lantai 1 itu sebentuk lesung antik atau tempat duduk gitu. Lah kok ini, lingga – replika alat reproduksi pria dan Yoni – replika alat reproduksi wanita? Jauh amiiirrr penafsiran saya? Mana dibikin segede gaban lagi! Tuh, Mbak Iriantine Karnaya - yang bikin gak geli apa ya? Syahwat diumbar2x, xexe…. 

Tapi kembali lagi, tergantung dari sudut pandang mana kita melihat dan memahami. Kalo kita melihat sebagai seni ya jadilah seni. Kalo kita melihat sebagai sesuatu yang sakral ya jadilah sakral. Begitu pun bila kita menganggapnya parno, terserah oleh masing2x individu.


xexe... gak tau dia, dipikir tempat duduk. Maen amprok di situ

Sayangnya gak ada pembatas. Sehingga banyak ibu2x yang taroh anak balitanya begitu saja di tengah2x yoni. Wadoohh… Nak, tak taukah kau, bahwa kaupun dibuat dari tempat yang sama semacam itu? J
 
EstriShinta Minggu, Maret 18, 2012
Read more ...

Kalimat bijak mengenai pengetahuan, bukan tahu yang makanan itu lho….

 

 Ada orang tahu, dan dia tahu bahwa ia tahu, dialah orang pandai.
Janganlah segan bertanya kepadanya.

Ada orang tahu, dan dia tidak tahu bahwa ia tahu,
dialah orang pelupa.
Janganlah sungkan mengingatkannya.

 

Ada orang tidak tahu, dan dia tahu bahwa ia tidak tahu,
dialah orang lugu.
Janganlah sungkan mengajarkannya.

Ada orang tidak tahu, dan tidak tahu bahwa ia tidak tahu,
dialah orang bodoh.
Jauhilah pengaruhnya .


 

Yuks, mencari tahu….

EstriShinta Jumat, Maret 09, 2012
Read more ...