Tayangan :


 
Sudah semingguan ini hujan mengguyur Depok, kota persinggahanku sejak tahun 1999... Hmmm, tempat tidur plus selimut rasanya nyamannnn sekali. Rasanya baru sebentar ya saya tidur - tanpa mimpi. Padahal di waktu hujan begini saya suka protes lho, maunya yang enak2x atau dispesialkan...
Misalkan, kalau pas hari libur... saya akan pilih berselimut sepanjang hari, memasak menu praktis atau mendingan beli di warung. Di tempat tidur bercanda dengan Aning, atau... masih dengan berselimut saya akan menonton tivi dan tidur2xan di sofa, menghirup aroma teh hangat (jasmine) kesukaan saya. Itu kalau di rumah....

Lain lagi kalau di kantor....
Kalau di kantor, saya menyempatkan untuk rame2x 'kolek-an' - istilahnya, patungan beli bakso atau gorengan untuk dimakan satu-dua mangkok rame2x (ibu2 di sini ada yang bilang seperti rayap napsu makannya. Bakso dua mangkok atau gorengan satu kresek bisa tandas dalam hitungan lima menit). Whwhwh....
Hujan....
Bagi saya selalu membawa suasana senang, riang, familiar....

Tapi bukan itu maksud saya....
Rasanya kok ada yang berubah ya dalam diri saya, dalam hal menyambut hujan ini? Sense atau rasa yang dulu suka muncul tiba2x di waktu gerimis atau hujan tak pernah saya rasakan lagi.
Dulu, duluuuu sekali... (saya suka mengendus2x bau tanah yang menguap sesaat setelah hujan). Bahkan, duluuuu... ceritanya - hehehe... narsis dikit nggak apa2x kan?- saya pernah membuat cerpen yang khusus mengenai hujan berjudul 'Saat Hujan Tiba' (sekarang bagi saya judul ini kok terdengar 'luggguuu' ya? :)), dimuat di majalah remaja semasa saya - 'Aneka'. Saya dapat honor dari cerpen pertama saya - yang entah apa judulnya, saat ambil weselnya di kantor pos pun saat hujan. Saya dapat kiriman 'Anita' - majalah yang pertama kali memuat cerpen saya itu, juga sewaktu hujan. Belajar malam2x, ditemani kopi bikinan nenek tercinta, rasanya lebih konsen kalau mendengar suara hujan. Pokoknya 'suara' hujan membuat saya jadi 'lain' deh.
Dulu, duluuu sekali... mendengar suara hujan, ide2x langsung bertumpuk di kepala saya, sehingga saya rela nggak tidur semalaman untuk menyelesaikan sebuah cerpen. Mendengar suara hujan, hati saya pun sering berdebar2x, senang, bahagia, semangat, romantis.... entah mengapa. Bau tanahnya itu lho, suara 'tik-tik'tik-tik'-nya itu lho, ...
Suatu hari, lagi2x sewaktu hujan, duluuuu sekali... nenek tercinta saya pernah bergumam,
"Ayem yo...." artinya "Tentram ya...." Saya mendengarnya sambil lalu, tapi sekarang2x ini saya baru bisa memaknainya. Lanjutnya, "Hujan2x begini, melihat gentong penuh oleh beras, nanti tinggal bikin sambal. Sudah, ... nggak perlu mikir apa2x. Mulyo / makmur rasanya...."
Ahh, nenek tercinta saya dengan kesederhanaannya... Sifat nrimo yang tak pernah saya jumpai di jaman sekarang.
Tidak hanya itu, banyak sekali hal2x yang saya dapatkan dari hujan.
Misalkan, dulu saya suka mendengarkan sandiwara radio 'Saur Sepuh', 'Mak Lampir', 'Arya Kamandanu'. Mendengarkannya rame2x, satu radio bisa didengarkan lebih dari 10 orang (bareng 2x tetangga), sehingga kalau sandiwara radionya habis kami bisa membahasnya bahkan membodoh2xnya penulis ceritanya kalau jalan ceritanya tidak seperti yang kami harapkan, hehehe... Sederhana, hangat, familiar....
Hujan memang membuat suasana hati saya (mungkin juga tidak hanya saya, tapi juga banyak orang) menjadi lain....


Tapi sekarang sense atau rasa itu kok nggak ada ya?
Entahlah... apa mungkin faktor usia dan perjalanan hidup saya bisa mempengaruhi ya....
Saya kehilangan 'dia'....
Padahal saya ingin sekali 'bernostalgia'. Di usia belasan, mungkin 14 atau 16 tahun-an lah... daya khayal saya meluap2x. Saya yang bersemangat, kreatif, penuh ide dan imajinasi.... Saya bisa hidup dalam imajinasi saya. Bisa menjadi apa saja, seorang putri, gadis cantik, petualang, bajak laut... Suka2x saya.... Apapun bisa saya wujudkan dalam imajinasi saya. Dan itu biasanya datang di waktu hujan.
Hujan...
Hari ini Depok hujan lagi. Saya coba memejamkan mata (seperti yang dulu sering saya lakukan)... menghirup dalam2x bau tanah oleh tetesan hujan. Dada saya mengembang. Akan saya cari 'ruh' yang hilang itu, karena saya tidak mau mati. Meskipun usia saya terus bertambah, imajinasi dan semangat saya harus terus menyala-nyala....

EstriShinta Sabtu, November 28, 2009
Read more ...