Tayangan :


Sudah pada tau dong, kemarin tanggal 15 Februari 2011 Masehi atau lebih tepatnya tanggal 12 Rabiul Awal tahun 1432 Hijriah itu hari apa? Pinter… hari itu adalah hari kelahiran nabi besar kita, junjungan kita Nabi Muhammad SAW atau yang lebih dikenal dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Namanya saja maulid, atau milad atau hari lahir atau ulang tahun (sama sajalah)…. sudah pasti dong kaum muslim pada ngerayain dengan cara dzikir bersama atau do’a bersama (meskipun satu hari sebelumnya, di sepanjang jalan atau di mal-mal banyak berhiaskan mawar2x vanlentine – bagi yang menganut paham kasih- sayang ini, sah2x saja kok. Jangan saling menghakimi-lah, karena itu hak masing-masing orang, oke??).
Kali ini saya berkesempatan menghadiri dzikir akbar Majelis Rasulullah di Monas – atas paksaan misua tentunya (xixixi…) Daripada bengong di rumah, nonton tivi paling juga itu-itu aja acaranya. Pointnya : menyenangkan hati suami, mencari suasana baru dan tentu saja memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW yang pastinya akan lebih berpahala daripada tidur di rumah. Dihadiri oleh Habib Munzir (tentunya), Presiden SBY, Wapres Boediono, Kyai Idris – Lirboyo dan beberapa pejabat penting lainnya, wah2x… saya kok jadi ge-er, sok menjadi bagian dari orang-orang penting itu. Masuknya saja digeledah lho, pakai alat detector segala. Padalah isi tas saya cuman rantang berisi nasi dan lauk buat makan siang nanti (xixi… mayan kan, buat penghematan?)
Acaranya terbilang sukses - diklaim sebagai Maulid terbesar di dunia! Wah, wah....Yang saya maksud sukses di sini, jamaahnya melimpah ruah, tertibnya dapat, kusyuknya juga dapat. Alhamdulillah... aman terkendali sampai acara selesai. Tapi bukan itu yang ingin saya ceritakan. Di akhir sesion inilah yang ingin saya bagikan. Rupanya banyak plus-plusnya ikut dzikir akbar ini. Selain (lagi-lagi) berpahala, mendapat pencerahan yang membuat hati saya lebih tenang dan damai sesudahnya. rupa-rupanya para jamaah sudah prepare dengan berbagai alat-alat canggih. Memang, jaman sudah berubah! Dzikir jaman sekarang tidaklah sama dengan dzikir jaman dulu yang melulu mengenai dzikir. Dzikir jaman sekarang lebih narsis, pasti!! Ya maklumlah, bisa jadi mereka datang dari berbagai pelosok kota. Bahkan ada yang datang dari Papua segala – kepala suku lagi. Tentu saja mereka tak akan menyia-nyiakan moment di ibukota ini untuk berfoto-foto ria. 


dan mulailah pasukan kamera pocket beraksi,



termasuk saya, xixi....



termasuk suami saya dan Mukmin yang saya paksa untuk narsis (Mukmin -teman kami ini kami temukan persis di depan panggung, tanpa janjian)




ini para pejabat penting-nya (hasil jepretan suami saya karena tak berhasil mendekati Bapak SBY),





ini para jamaah Majelis Rasulullah,




dan inilah riwayat rantang yang saya ceritakan tadi,




Saya pastikan, hampir 70% dari jamaah yang datang berfoto ria. Haha... ternyata, untuk urusan narsis saya tidak sendirian, karena dalam dzikir akbar semacam ini banyak moment yang harus diabadikan, betul tidak?

EstriShinta Rabu, Februari 16, 2011
Read more ...