Tayangan :

 

Gambar : Pexels

Tak terasa, waktu terus berjalan tanpa henti. Hari berganti hari, dan tanpa saya sadari tahun berganti dengan cepatnya. Anak yang dulunya saya timang-timang, nyaman dibuaian pun telah tumbuh menjadi dewasa. Sekejap saya bertanya, mengikuti dunia yang terus berputar ini, apakah saya telah mengoptimalkan waktu yang saya miliki dengan baik? Padahal sadar betul saya, bahwa waktu yang saya punya pun tak banyak, semua manusia pasti ada limit kredit nyawanya bukan? Dan hal itu akan habis bila masanya telah tiba.  

Dan sayapun mulai merenungkan tentang waktu. Saya temukan bahwa definisi waktu menurut pemahaman saya bukanlah sekadar jam, menit, atau detik. Sejatinya yang dimaksud dengan waktu adalah manfaat apa yang bisa kita berdayakan di dalamnya, apa yang bisa kita upayakan sehingga kesempatan hidup yang diberikan kepada kita akan bermakna. Inilah esensi waktu yang mulai saya pahami.

Mari kita bercermin dari sosok besar di sekeliling kita. Karena saya muslim, tentu saja yang menjadi panutan dan tauladan saya adalah nabi Muhammad SAW. Atau sosok dalam skala nasional misalnya, sosok inspiratif seperti Wali Songo, Gus Dur atau manusia pilihan lainnya. Mari kita renungkan bersama. Secara fisik beliau-beliau itu sudah tiada, sudah meninggal. Tubuh mereka sudah menyatu dengan tanah.

Bahkan nabi Muhammad SAW yang telah berpulang sejak 12 Rabi’ul Awal tahun 11 Hijriah (atau jika dihitung dengan kalender Masehi meninggal tanggal 8 Juni 632 Masehi), jika dhitung sampai dengan hari ini berarti sudah 1.391 tahun yang lalu. Seribu tiga ratus sembilan puluh satu tahun yang lalu, bayangkan! Ribuan tahun lalu, loh! Namun, namanya masih diagung-agungkan oleh milyaran manusia sampai saat ini. Jejak kehidupannya masih ditauladani turun temurun sampai sekarang. Dengan demikian, bisa saya katakan bahwa 'waktu’ nabi Muhammad masih ada sampai detik ini, tidak pernah habis. Beliau masih terus eksis meskipun beliau sudah meninggal ribuan tahun yang lalu!

Atau jangan nabi deh, khawatir ketinggian 😊,

Yang skala nasional saja, sosok inspiratif Wali Songo dan Gus Dur misalnya. Meski jantung mereka telah berhenti berdetak, warisan kebaikan dan manfaat yang mereka berikan masih terus membawa keberkahan bagi masyarakat di sekitarnya. Coba kita lihat, makam mereka terus dikunjungi oleh peziarah sepanjang tahun, dan hal ini memiliki dampak yang signifikan bagi penghidupan UMKM di sekitarnya. Jutaan orang terbantu dan roda ekonomi setempat terus berputar berkat kunjungan para peziarah. Ada banyak penghidupan yang tertolong di sekitarnya. Benar, beliau-beliaunya sudah meninggal. Akan tetapi waktu yang beliau punya masih terus berjalan sampai detik ini. Keberadaannya masih bisa kita rasakan.

Seperti itulah esensi waktu yang saya pahami.

Kita tak perlu sebesar Wali Songo ataupun Gus Dur, apalagi nabi Muhammad SAW, waah.. ketinggian. Tetapi minimal jadilah bermanfaat untuk diri sendiri dan keluarga, lebih besar lagi untuk negara dan agamamu. Kita masih memiliki detak jantung, sehat, masih diberikan kesempatan hidup, seharusnya menjadi modal sumber daya yang sangat berharga. Ini menjadi kredit point yang diberikan Allah SWT dan harus kita manfaatkan sebaik-baiknya.

Banyak loh, saya lihat belakangan ini. Manusia masih bernapas tapi waktunya sudah tidak ada alias mati. Orangnya sih masih ada, masih hidup, masih bisa mondar-mandir, bisa rebahan atau scroll Tik-Tok, tapi hidupnya tak bermakna, tanpa progress, tanpa perbaikan, hari-harinya terlewat tanpa manfaat, dan dia fine-fine saja dengan pola hidup seperti itu. Miris!

Supaya waktu tak terbuang percuma, berikut saya rangkum beberapa tips untuk memanfaatkan waktu dengan bijaksana :

 

1.     Refleksi Diri

Ambil waktu untuk merenung dan mengenali tujuan hidup. Pahami apa yang benar-benar penting dan apa yang ingin kita capai dalam hidup. Refleksi ini akan membantu mengarahkan waktu dan energi pada hal-hal yang benar-benar berarti bagi kita. Tujuan hidup yang saya maksud di sini tidak hanya tujuan hidup di dunia ya, tetapi ingat… ada tujuan hidup yang lebih panjang dan abadi setelah mati. Jadi pintar-pintarlah menentukan tujuan hidup supaya selamat dunia akherat 😎. Logikanya, dunia seharusnya lebih gampang  dibandingkan akherat (subyektif pendapat saya), karena di dunia kita masih bisa merevisi kesalahan-kesalahan kita. Nah, jika didunia sudah merasa susah, berat, ngeluh terus, maka akheratmya perlu di pertanyakan tuh.

2.     Buat Rencana

Buatlah rencana terstruktur. Tetapkan target dan tugas yang jelas serta alokasikan waktu yang cukup untuk setiap kegiatan yang bermanfaat. Kegiatan yang bermanfaat tentu saja harus mengandung kebaikan dunia dan akherat.

3.     Belajar Keterampilan Manajemen Waktu

Jangan pernah menunda-nunda. Jangan pernah menukar tugas utama dengan kesenangan sesaat. Ingat, sholat saja ada batas waktunya. Mungkin maksud Allah untuk mendisiplinkan kita mungkin ya. Atau jika dirasa berat atau sulit, apapun itu, entah masalah atau pekerjaan, bagilah menjadi beberapa bagian kecil. Seperti sholat 17 rakaat sehari yang di-split menjadi lima waktu, mungkin maksudnya Allah supaya kita sebagai umat muslim tidak terlalu berat menjalaninya.

4.     Tetapkan Prioritas

Prioritaskan tugas dengan urutan mana yang paling penting dan mendesak. Hindari terjebak dalam kesibukan yang tidak produktif atau membuang waktu pada hal-hal yang kurang penting, keasyikan scroll tik tok misalnya, atau punya duit malah dihambur-hamburkan beli barang-barang tak berguna yang akhirnya malah menumpuk sampah di muka bumi.

5.     Stop Buang-buang Waktu

Ingat, waktu kita di dunia ini terbatas. Dan tidak selamanya kita dalam kondisi fit. Selagi sehat, selagi ada waktu, gunakan waktu sebaik-baiknya untuk memberi manfaat bagi semesta.

6.     Terlibat dalam Kegiatan yang Bermakna

Carilah kegiatan yang memberikan nilai tambah dan makna bagi hidup kita. Terlibat dalam kegiatan sosial, sukarela, atau kontribusi positif bagi diri sendiri dan orang lain. Jadilah bermanfaat. Jika tak bisa membantu dengan materi, bisa membantu dengan ilmu, jika tak punya banyak ilmu, bisa dengan tenaga yang kita punya.

7.     Jaga Keseimbangan

Penting untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan, keluarga, waktu pribadi, dan waktu istirahat. Dan tak kalah penting, ikat semua aktivitas yang kita lakukan dengan tujuan hanya untuk mengharap ridhonya Allah.

8.     Ingat Rumus Ini

Hidup yang bermanfaat itu adalah hidup yang bertumbuh, ada perbaikan di setiap harinya. Ada pergerakan. Yakin deh, sebagai manusia yang masih hidup dan sehat pasti ada ko yang bisa dikerjakan. Kuncinya terus aktif, bukan pasif. Jangan biarkan hidup kita mengalir begitu-begitu saja - flat, hidup yang datar sudah pasti  merugi itu.

Dalam hidup ini, kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjalankan peran kita masing-masing. Kita tidak boleh menyia-nyiakan waktu yang begitu berharga ini. Sebagaimana yang dikatakan dalam Al 'Asr, surah ke-103 dalam Al-Qur'an, "Demi masa, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih serta saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati dalam kesabaran." Jadilah penggerak dalam kebaikan.

Kawan, jangan biarkan hidup kita terperosok dalam kehampaan dan kekosongan. Jadilah seseorang yang bermanfaat bagi banyak orang, bagi dirimu sendiri, bagi keluargamu, bagi negara dan agamamu. Maknai waktu yang tak banyak ini untuk memberi kontribusi yang baik di dunia.

Semoga tulisan ini dapat menjadi pengingat bagi diri saya sendiri dan juga bagi kita semua. Salam.

 

#Selamat Tahun Baru Islam 1445 Hijriah
EstriShinta Rabu, Juli 19, 2023
Read more ...


Gambar : istockphoto
 

Hai pembaca yang budiman,

Menyambung tulisan saya yang sebelumnya. Kali ini saya ingin berbagi cerita tentang memberi pemahaman anak laki-laki yang menjalani proses sunat. Namanya juga blog random ya, maklumi jika topiknya lompat-lompat. Karena beberapa minggu lalu saya disibukan oleh prosesi sunat krucil, saya coba merangkainya menjadi tulisan sederhana. Semoga bermanfaat bagi para bunda untuk persiapan menjelang sunat anak tercinta.

Sunat atau khitan, atau sirkumsisi (bahasa Inggris: circumcision; bahasa Arab: ختان, khitān) adalah tindakan memotong atau menghilangkan sebagian atau seluruh kulit penutup depan dari penis. Frenulum dari penis juga dapat dipotong secara bersamaan dalam prosedur yang dinamakan frenektomi. Istilah "sirkumsisi" berasal dari bahasa Latin, yaitu circum yang berarti "memutar" dan caedere yang berarti "memotong" (sumber: Wikipedia).

Sudah beberapa waktu yang lalu Tole kepo mengenai sunat. Kebetulan beberapa temannya sudah melakukan prosesi ini. Dan dia pun minta disunat dong, tapi sayanya yang galau. Khawatir dia labil dan tiba-tiba jejeritan di ruang tindakan 😂. Tapi kesini-sini saya lihat kok dia sudah mantap. Sudah berani dan dengan tegas menyatakan bahwa dirinya siap untuk disunat.

Baiklah, pada hari pertama libur sekolah, langsung kami jadwalkan untuk sunat. Saya sengaja memilih dokter dan tempat yang sama dengan teman-temannya – ada 4 temannya sunat disitu juga, supaya apa? Supaya kelak dia bisa berbagi cerita bahwa dia mengalami hal dan proses yang sama seperti yang dialami teman-temannya . Dan alhamdulillah prosesnya berjalan dengan sangat lancar, dokternya super sabar mesti diakhir-akhir tindakan dia nangis dan keluar ruangan manyun karena propertinya diacak-acak 😁.

 

foto sebelum dan sesudah sunat 😍26.06.2023

Tapi saya bangga setengah mati. Tole berani menjalani proses khitan atau sunat sebagai tanda kesungguhannya sebagai seorang muslim. Itu kereen loh, dan saya bilang bahwa dia sekarang boleh menjadi imam dong, meski bacaaannya harus diperbaiki dulu.

Benar adanya, bahwa menjadi orangtua itu sekolahnya ga pernah tamat. Selesai proses sunat, muncullah pertanyaan-pertanyaan yang menggelitik saya. Kenapa ‘pipi’nya harus dipotong (saya menyebutnya sebagai ‘pipi’ saja ya supaya nyaman dibaca), lalu kenapa jadi bengkak, lanjut di hari ketiga dia menunjukan sesuatu karena dia kaget dengan propertinya sendiri, ‘Ibuuu, kok ‘pipi’ku bisa digerak-gerakin?’

Bagaimana penjelasannya, coba? 🤦🤦Dimulai dari mana? Dengan pendekatan apa? Jika saya buka Wikipedia dan saya bacakan secara textbook, sudah pasti dia bakalan bingung. Akhirnya yang terucap malah, “Udaah, jangan dimain-mainin, ga sopan!” Penjelasan yang tak menjawab pertanyaan. Dan dia masih ketawa-tawa, dong, menganggap lucu atas perubahan alat kelaminya.😎

Dari situlah saya mulai searching. Mencari ilmu parenting untuk pertanyaan Tole yang kritis seputar ‘properti’nya itu. Sebagai orang tua saya belajar lagi, membaca lagi, adaptasi lagi, berharap bisa membersamai anak-anak dengan ilmu yang memadai supaya mereka mendapat informasi yang akurat dan benar.

Berikut adalah beberapa tips yang berhasil saya rangkum :

·       Ketika berbicara dengan anak tentang sunat, gunakan bahasa yang sesuai dengan usia mereka. Berikan penjelasan yang sederhana untuk anak-anak yang lebih muda, misal dengan menyampaikan bahwa proses sunat adalah untuk membersihkan bagian tubuh yang disebut kulup. Sementara kepada anak-anak yang lebih tua bisa dijelaskan dengan lebih rinci dengan penjelasan ilmiah beserta proses medisnya.

·       Jelaskan alasan di balik sunat kepada anak. Misalnya, jelaskan bahwa sunat adalah bagian dari tradisi atau kewajiban sebagai muslim. Jelaskan pula, dalam hal ini tidak ada yang salah dan tidak ada yang benar jika mendapati teman berbeda keyakinan.

·       Jelaskan bahwa sunat sangat bermanfaat untuk menjaga kebersihan dan mencegah infeksi organ vital.

·       Berikan kesempatan kepada anak untuk mengajukan pertanyaan dan dengarkan dengan sabar. Berikan jawaban yang jujur dan sesuai dengan pemahaman mereka. Jika kita sebagai orang tua tidak tahu jawaban atas pertanyaan anak, berjanjilah untuk mencari jawabannya bersama atau mengajak mereka berbicara dengan dokter atau ahli.

·       Bantu anak menghilangkan kekhawatiran dan berikan dukungan emosional selama proses pemulihan. Jelaskan bahwa mereka akan mendapatkan perawatan yang tepat. Saya sangat merekomendasikan memakai celana batok setelah sunat, banyak dijual di olshop kok, searching saja dengan keyword celana batok atau celana sunat. Ga perlu stok banyak, asal bisa dibuat ganti bersih selama proses pemulihan yang bisanya memakan waktu 1-2 minggu.

·       Pastikan anak menjaga kebersihan daerah sunat dengan membersihkannya secara rutin. Ikuti saran dari dokter mengenai penggunaan salep atau obat yang diberikan.

·       Jelaskan perubahan yang terjadi pada tubuh setelah sunat secara jujur dan rasional. Ajarkan pentingnya menjaga kebersihan secara rutin dan bahwa perubahan ini adalah bagian dari pertumbuhan dan perkembangan sebagai seorang pria.

·       Ajarkan pentingnya perawatan diri yang lebih luas, seperti menjaga kebersihan tubuh secara menyeluruh, pola makan yang seimbang, dan olahraga yang cukup.

·       Berikan ruang yang aman bagi anak untuk bertanya. Dengarkan pertanyaan mereka dengan sabar dan berikan jawaban yang sesuai dengan usia dan pemahaman mereka.

·       Gunakan momen sunat sebagai kesempatan untuk membicarakan tentang seksualitas sebagai anak laki-laki. Ajarkan tentang menghormati tubuh mereka sendiri dan tubuh orang lain, serta pentingnya menjaga hubungan yang sehat dan saling menghormati saat tumbuh dewasa.

·       Bangun komunikasi yang terbuka dengan anak setelah sunat. Dorong mereka untuk berbicara tentang perasaan, pertanyaan, atau kekhawatiran yang mereka miliki. Jadilah sumber yang dapat dipercaya dan siap mendengarkan serta memberikan dukungan dan bimbingan seiring pertumbuhan mereka.

Menjadi orang tua adalah perjalanan terus-menerus yang penuh pembelajaran. Pesan saya, jangan pernah berhenti belajar. Karena anak-anak terus tumbuh dan menghadapi lingkungan yang terus berubah, ditambah dengan dasyatnya arus informasi belakangan ini. Dalam sekejap mata, banyak perubahan terjadi di dunia di sekitar kita. Dan belajar menjadi salah satu ikhtiar saya untuk membenahi dan membekali diri.

Sebagai orang tua, tugas kita adalah menyiapkan anak-anak agar mereka siap menerima tongkat estafet kehidupan di bumi ini. Melalui upaya belajar dan peningkatan diri, kita dapat memberikan fondasi yang kokoh bagi mereka untuk menghadapi tantangan dan peluang yang ada di masa depan. Salam.

 

EstriShinta Minggu, Juli 02, 2023
Read more ...