Tayangan :


Berhubung jadwal ke pasar bentrok dengan sang bapak, akibatnya beberapa minggu ini saya tidak pernah ke pasar. Ya gitu deh, isi kulkas saya penuh, penuh dengan bunga es maksudnya. Tidak ada sayur, tidak ada tahu-tempe, tidak ada daging, bahkan tidak ada bumbu-bumbuan. Beberapa hari ini menu yang saya hidangkan nggak jauh dari telor – ayam dan mie-miean.
Misalkan, pagi hari saya bikin telor ceplok, siang hari bikin opor telur (kebetulan ada 1 kantong kaldu ayam yang masih tersisa di kulkas), jadi meskipun nggak ada ayamnya minimal masih ada kaldunya, hehehe… lalu malamnya saya bikin mie rebus dikasih telur juga….
Atau kalau ada ayam, saya bikin ayam dikecapin untuk menu pagi-siang dan malam.
Sebenarnya kasihan juga sih sama Aning, kurang serat karena tidak ada sayuran, tapi apa mau dikata….
Seperti malam ini, isi kulkas saya benar-benar kosong melompong. Saya cek bahan bakunya cuman ada nasi, telor dan setengah papan petai (sisa dari produksi beberapa hari yang lalu). Tau dong apa yang akan saya masak dengan bahan seadanya itu? Yap, benar sekali. Saya langsung terinspirasi untuk membuat nasi goreng. Spesialnya, nasi goreng ini tanpa bumbu karena nggak ada bawang merah, nggak ada bawang putih, nggak ada cabe.

Bahan2xnya sebagai berikut :
~ Siapkan nasi putih (kurang lebih 3 piring)
~ 2 butir telor
~ ½ papan petai

Cara Membuat :
1. Panaskan minyak – secukupnya
2. Tumis petai sampai setengah matang
3. Masukan telor, aduk menjadi telor orak-arik
4. Beri garam –secukupnya, kecap – sesuai selera, masako – bila suka
5. (saya lihat di atas meja masih ada stok terasi), akhirnya saya masukan juga terasi ini – secukupnya.
6. Masukan nasi
7. Aduk terus di atas api besar sampai rata benar (warna coklat tercampur rata)
Eng-ing-eng… nasi goreng special bikinan saya telah tersedia. Saya namakan Nasi Goreng ‘NK’ atau nasi goreng nekad. Ya, karena membuatnya pun dengan modal nekat. Korban untuk mencicipi tentu saja suami dan anak saya. Setelah saya letakan di piring – sesuai porsi masing-masing, mereka-pun mulai menyantapnya. Saya tunggu satu menit… dua menit… tak ada yang bereaksi. Senang dong. Berarti eksperimen saya berhasil. Bahkan punya suami saya tandas, punya anak saya masih nyisa sih, sedikit. Wah, berarti lumayan juga nasgor bikinan saya. Akhirnya saya pun mencobanya sendiri.

!!! Lah, …. langsung down saya. Sampai dua suap, tiga suap, sumpah, nggak enak sama sekali! Rasanya hambar, orang Jawa bilang ‘gak ngalor-gak ngidul’.
Saya sampai heran, kok bisa ya punya suami saya tandas? Saya sendiri saja nggak ketelen… Akhirnya saya membuat analisa dan menyimpulkan, kenapa Nasi Goreng ‘NK’ ini memberikan reaksi yang berbeda-beda :
1. Karena lidah saya nggak beres,
2. Suami dan anak saya menghabiskan Nasi Goreng ‘NK’ hanya untuk menyenangkan hati saya (yang sudah capek2x membuatnya),
3. Suami dan anak saya dalam keadaan lapar luar biasa (suami saya biasa makan malam jam 7-an, sementara anak saya malah jam 6 sore paling telat), sehingga nasi goreng yang nggak enak itu menjadi nikmat luar biasa disantap jam setengah sembilan malam,
4. atau justru lidah suami dan anak saya yang nggak beres.
Merasa bersalah juga sih. Saya bertekad untuk selanjutnya - demi memenuhi gizi keluarga saya, besok saya harus ke pasar, minimal belanja di tukang sayur. Harus ada lauk dan sayur, itu wajib.
Untuk keadaan darurat sih Nasi Goreng NK ini boleh juga, tapi sangat tidak dianjurkan untuk dikonsumsi harian. Karena selain nggak enak ‘abis, penampilan Nasi Goreng NK ini juga jauh dari menggiurkan. Bener deh, kalau ada pilihan lain... mending beli di warteg aja deh!
:P (salam Nasgor gatot - gagal total!)

EstriShinta Kamis, Maret 25, 2010
Read more ...
 

Aku adalah anak gembala
Selalu riang serta gembira
Karena aku senang bekerja
Tak pernah malas ataupun lengah

Tralala la la la la
tralala la la la la la la

Setiap hariku bawa ternak
Ke padang rumput,dikaki bukit
Rumputnya hijau,subur
dan banyak
Ternakku makan tak pernah sdikit

Tralala la la la la
tralala la la la la la la
 

lokasi :  Ciomas - Bogor
EstriShinta Minggu, Maret 07, 2010
Read more ...