Tayangan :

gambar : Pexels

Satu per satu mereka pun pergi. Sosok-sosok yang dulu merajut kehangatan dan kedekatan, kini perlahan menghilang. Hanya sepotong kenangan yang tersisa, mengisi ruang kosong dalam hati yang semakin sepi. Dan tiba waktumu, Ibu! Aku masih memelukmu dalam ingatanku, bukan dengan bayangan tubuh rapuh yang terakhir kulihat, melainkan dalam kenangan tubuhmu yang bugar dan senyum tercantik yang tak pernah pudar.

Rupanya, sudah dicukupkan perjalananmu sampai di sini. Tak mengapa, karena kutau semua orang pasti ada waktunya. Dan kini waktumu untuk pulang telah tiba. Pulanglah dengan tenang, dengan bahagia, dan tanpa rasa sakit lagi.

Tugasmu, ibu, sudah selesai. Kau telah menyelesaikannya dengan keberanian dan martabat yang luar biasa. Sudah saatnya kita berpisah. Dan aku bangga melepaskanmu dalam ingatan terbaikku. Semesta menjadi saksi bahwa kau adalah perempuan hebat yang telah berjuang sekian lama untuk mencintai dan merawat keluargamu. Bagiku, kau adalah ibu peri-ku, wanita cantik yang demikian baik mengajarkan cinta kasih yang tulus.

Selamat tinggal, ibu. Pergilah dengan tenang. Biarkan anak-anakmu yang meneruskan perjalanan yang telah kau mulai. Semoga kami bisa menjaga benih-benih kebaikan yang kau tabur sebaik dirimu menjaganya.

Setiap potongan kenangan bersamamu akan selalu menjadi harta yang berharga dalam hidupku, menjadi warisan yang tak ternilai. Dan aku berjanji untuk terus mengenangmu seiring waktu berlalu. Kan kuceritakan ke anak cucuku dengan bahagia bahwa aku pernah bertemu perempuan sehebat dirimu.

Selamat jalan, ibu. Terima kasih atas semua yang telah kau berikan. Hingga kita bertemu lagi di suatu hari nanti, di alam yang lebih indah dan abadi. Semoga kami bisa sebaik dirimu dalam menjalani hidup ini. 

 

EstriShinta Senin, September 04, 2023
Read more ...