Tayangan :


Gambar : istockphoto
 

Hai pembaca yang budiman,

Menyambung tulisan saya yang sebelumnya. Kali ini saya ingin berbagi cerita tentang memberi pemahaman anak laki-laki yang menjalani proses sunat. Namanya juga blog random ya, maklumi jika topiknya lompat-lompat. Karena beberapa minggu lalu saya disibukan oleh prosesi sunat krucil, saya coba merangkainya menjadi tulisan sederhana. Semoga bermanfaat bagi para bunda untuk persiapan menjelang sunat anak tercinta.

Sunat atau khitan, atau sirkumsisi (bahasa Inggris: circumcision; bahasa Arab: ختان, khitān) adalah tindakan memotong atau menghilangkan sebagian atau seluruh kulit penutup depan dari penis. Frenulum dari penis juga dapat dipotong secara bersamaan dalam prosedur yang dinamakan frenektomi. Istilah "sirkumsisi" berasal dari bahasa Latin, yaitu circum yang berarti "memutar" dan caedere yang berarti "memotong" (sumber: Wikipedia).

Sudah beberapa waktu yang lalu Tole kepo mengenai sunat. Kebetulan beberapa temannya sudah melakukan prosesi ini. Dan dia pun minta disunat dong, tapi sayanya yang galau. Khawatir dia labil dan tiba-tiba jejeritan di ruang tindakan 😂. Tapi kesini-sini saya lihat kok dia sudah mantap. Sudah berani dan dengan tegas menyatakan bahwa dirinya siap untuk disunat.

Baiklah, pada hari pertama libur sekolah, langsung kami jadwalkan untuk sunat. Saya sengaja memilih dokter dan tempat yang sama dengan teman-temannya – ada 4 temannya sunat disitu juga, supaya apa? Supaya kelak dia bisa berbagi cerita bahwa dia mengalami hal dan proses yang sama seperti yang dialami teman-temannya . Dan alhamdulillah prosesnya berjalan dengan sangat lancar, dokternya super sabar mesti diakhir-akhir tindakan dia nangis dan keluar ruangan manyun karena propertinya diacak-acak 😁.

 

foto sebelum dan sesudah sunat 😍26.06.2023

Tapi saya bangga setengah mati. Tole berani menjalani proses khitan atau sunat sebagai tanda kesungguhannya sebagai seorang muslim. Itu kereen loh, dan saya bilang bahwa dia sekarang boleh menjadi imam dong, meski bacaaannya harus diperbaiki dulu.

Benar adanya, bahwa menjadi orangtua itu sekolahnya ga pernah tamat. Selesai proses sunat, muncullah pertanyaan-pertanyaan yang menggelitik saya. Kenapa ‘pipi’nya harus dipotong (saya menyebutnya sebagai ‘pipi’ saja ya supaya nyaman dibaca), lalu kenapa jadi bengkak, lanjut di hari ketiga dia menunjukan sesuatu karena dia kaget dengan propertinya sendiri, ‘Ibuuu, kok ‘pipi’ku bisa digerak-gerakin?’

Bagaimana penjelasannya, coba? 🤦🤦Dimulai dari mana? Dengan pendekatan apa? Jika saya buka Wikipedia dan saya bacakan secara textbook, sudah pasti dia bakalan bingung. Akhirnya yang terucap malah, “Udaah, jangan dimain-mainin, ga sopan!” Penjelasan yang tak menjawab pertanyaan. Dan dia masih ketawa-tawa, dong, menganggap lucu atas perubahan alat kelaminya.😎

Dari situlah saya mulai searching. Mencari ilmu parenting untuk pertanyaan Tole yang kritis seputar ‘properti’nya itu. Sebagai orang tua saya belajar lagi, membaca lagi, adaptasi lagi, berharap bisa membersamai anak-anak dengan ilmu yang memadai supaya mereka mendapat informasi yang akurat dan benar.

Berikut adalah beberapa tips yang berhasil saya rangkum :

·       Ketika berbicara dengan anak tentang sunat, gunakan bahasa yang sesuai dengan usia mereka. Berikan penjelasan yang sederhana untuk anak-anak yang lebih muda, misal dengan menyampaikan bahwa proses sunat adalah untuk membersihkan bagian tubuh yang disebut kulup. Sementara kepada anak-anak yang lebih tua bisa dijelaskan dengan lebih rinci dengan penjelasan ilmiah beserta proses medisnya.

·       Jelaskan alasan di balik sunat kepada anak. Misalnya, jelaskan bahwa sunat adalah bagian dari tradisi atau kewajiban sebagai muslim. Jelaskan pula, dalam hal ini tidak ada yang salah dan tidak ada yang benar jika mendapati teman berbeda keyakinan.

·       Jelaskan bahwa sunat sangat bermanfaat untuk menjaga kebersihan dan mencegah infeksi organ vital.

·       Berikan kesempatan kepada anak untuk mengajukan pertanyaan dan dengarkan dengan sabar. Berikan jawaban yang jujur dan sesuai dengan pemahaman mereka. Jika kita sebagai orang tua tidak tahu jawaban atas pertanyaan anak, berjanjilah untuk mencari jawabannya bersama atau mengajak mereka berbicara dengan dokter atau ahli.

·       Bantu anak menghilangkan kekhawatiran dan berikan dukungan emosional selama proses pemulihan. Jelaskan bahwa mereka akan mendapatkan perawatan yang tepat. Saya sangat merekomendasikan memakai celana batok setelah sunat, banyak dijual di olshop kok, searching saja dengan keyword celana batok atau celana sunat. Ga perlu stok banyak, asal bisa dibuat ganti bersih selama proses pemulihan yang bisanya memakan waktu 1-2 minggu.

·       Pastikan anak menjaga kebersihan daerah sunat dengan membersihkannya secara rutin. Ikuti saran dari dokter mengenai penggunaan salep atau obat yang diberikan.

·       Jelaskan perubahan yang terjadi pada tubuh setelah sunat secara jujur dan rasional. Ajarkan pentingnya menjaga kebersihan secara rutin dan bahwa perubahan ini adalah bagian dari pertumbuhan dan perkembangan sebagai seorang pria.

·       Ajarkan pentingnya perawatan diri yang lebih luas, seperti menjaga kebersihan tubuh secara menyeluruh, pola makan yang seimbang, dan olahraga yang cukup.

·       Berikan ruang yang aman bagi anak untuk bertanya. Dengarkan pertanyaan mereka dengan sabar dan berikan jawaban yang sesuai dengan usia dan pemahaman mereka.

·       Gunakan momen sunat sebagai kesempatan untuk membicarakan tentang seksualitas sebagai anak laki-laki. Ajarkan tentang menghormati tubuh mereka sendiri dan tubuh orang lain, serta pentingnya menjaga hubungan yang sehat dan saling menghormati saat tumbuh dewasa.

·       Bangun komunikasi yang terbuka dengan anak setelah sunat. Dorong mereka untuk berbicara tentang perasaan, pertanyaan, atau kekhawatiran yang mereka miliki. Jadilah sumber yang dapat dipercaya dan siap mendengarkan serta memberikan dukungan dan bimbingan seiring pertumbuhan mereka.

Menjadi orang tua adalah perjalanan terus-menerus yang penuh pembelajaran. Pesan saya, jangan pernah berhenti belajar. Karena anak-anak terus tumbuh dan menghadapi lingkungan yang terus berubah, ditambah dengan dasyatnya arus informasi belakangan ini. Dalam sekejap mata, banyak perubahan terjadi di dunia di sekitar kita. Dan belajar menjadi salah satu ikhtiar saya untuk membenahi dan membekali diri.

Sebagai orang tua, tugas kita adalah menyiapkan anak-anak agar mereka siap menerima tongkat estafet kehidupan di bumi ini. Melalui upaya belajar dan peningkatan diri, kita dapat memberikan fondasi yang kokoh bagi mereka untuk menghadapi tantangan dan peluang yang ada di masa depan. Salam.

 

EstriShinta Minggu, Juli 02, 2023
Read more ...