Tayangan :

 
Koper-ransel, kalian baek2 yah, jangan jebol :)

Geret koper, seperti itu saya mengistilahkan perjalanan saya bersama anak-anak. Dan karena Kak Aning sudah mahasiswa, saya rasa sudah tak perlu lah dia di-diklat lagi. Sekarang giliran adeknya. Masih dengan pola yang sama.

Biasanya, di setiap perjalanan saya selalu memberikan ‘tugas ghaib’ ke anak-anak, hehe... alias tugas tambahan. Ga ada istilah enak-enakan duduk manis, kulineran, tidur nyaman. Mereka harus bertanggungjawab terhadap barang-barangnya sendiri. Mereka harus paham dengan anggaran yang tersedia, biasanya saya transparan sih soal biaya. Jadi mereka bisa mengkalkulasi, tidak semena-mena minta ini-itu. Alhamdulillah, anak-anakku pandai berhitung mengenai anggaran hehe. Selain itu, mereka harus paham mengenai transportasi yang akan dinaiki, bagaimana aturannya dari cara memesan tiket, jalur pintunya dimana, dan menemukan tempat duduk sesuai dengan nomor tiket. Yap, setiap perjalanan harus memberikan pelajaran yang berharga, karena saya ga mau rugi bandar. Sudah keluar duit tapi ga dapat pelajaran apa-apa, ya toh?! Wkwkwk… Karena pelajaran seperti ini ga ada di kurikulum sekolah.

Misal, jika amit-amit, terpisah dengan orang tua, harus bagaimana, apa yang harus dilakukan? Tentunya, yang utama jangan panik itu yang saya tekankan ke anak-anak. Selanjutanya cari pos keamanan, cari orang berseragam seperti satpam atau polisi, lalu ceritakan bahwa telah terpisah dari orang tua dan minta bantuan untuk memberikan pengumuman di pengeras suara. Hal-hal tak terduga seperti itu penting kita sampaikan ke anak-anak supaya mereka siap dengan segala kemungkinan, bahwa hidup tak selalu berjalan sesuai rencana meskipun telah direncanakan dengan baik.

Kali ini, saya membiarkan Tole memimpin perjalanan. Mengingat usianya sudah 9 tahun, sudah pas lah diberi tanggungjawab. Saya lebih suka berada di belakangnya. Jika dia salah arah atau salah ambil keputusan, barulah saya ambil tindakan berupa saran supaya dia berpikir ulang. Cara ini menurut saya pola asuh yang enak, simple dan asyik… Biasanya mereka semangat sih saat diberi kepercayaan, merasa diberi panggung, diberi power, biasanya hidungnya mekar dan jalannya lebih tegap, hehe…

Pelajaran apa yang ingin saya berikan? Banyak! Saya ingin mereka memiliki inisiatif, tanggungjawab dan kesadaran akan konsekuensi dari setiap pilihan yang mereka ambil. Penting bagi saya untuk memberikan mereka pendampingan sebelum mereka benar-benar terjun ke dunia nyata. Boleh ko mereka memilih rute yang berbeda-misal, meskipun saya tau rute itu memiliki jarak tempuh yang lebih jauh. Biarkan mereka bertanya, menggali pengetahuan dan menemukan jalur baru dari rute pilihan mereka. Memiliki pandangan yang berbeda dan terbuka terhadap pilihan-pilihan baru membantu anak-anak dalam membentuk pemikiran independen, mengembangkan rasa kritis, dan memahami dunia dengan lebih luas. Yup, mereka akan terjun ke dunia yang luas, toh? Bukan masuk ke rumah dengan sekat-sekat terbatas! Dan suatu hari, mereka harus menentukan jalan hidup mereka sendiri.

Saya menyadari bahwa mendidik anak bukanlah tugas yang mudah bagi setiap orang tua. Apalagi di akhir jaman ini. Longgar sedikit mereka bablas, ketat sedikit mereka tertekan dan takut bersikap. Namun, penting bagi kita sebagai orang tua untuk memahami bahwa mendidik anak adalah tanggung jawab besar yang membutuhkan kesabaran, pengetahuan, dan pengertian yang mendalam.

Di era yang terus berubah dan berkembang seperti sekarang, tugas mendidik anak semakin menantang. Anak-anak tumbuh di tengah lingkungan yang penuh dengan informasi dan distraksi yang cepat, sehingga menjaga keseimbangan antara memberikan kebebasan kepada mereka untuk bereksplorasi dan tumbuh, namun tetap memberikan batasan dan pedoman yang diperlukan terutama ilmu agama sebagai dasar. Dan saya pun masih terus belajar untuk hal ini. 

 

 
Bagi saya, Geret Koper adalah kesempatan saya untuk memberikan pengalaman perjalanan yang penuh makna dan warna. Ga selalu dengan geret koper sih, banyak kok peluang-peluang yang bisa kita ciptakan kendati di rumah untuk melatih anak menjadi mandiri. Setiap keluarga tentunya memiliki cara sendiri dan berbeda pula, ga ada  yang salah dan ga ada yang paling benar. Semua memiliki plus-minus berikut konsekuensinya yang seharusnya kita sadari betul sedari awal.  

Menurut saya, mendidik anak adalah pelajaran seumur hidup bagi orang tua. Bagaimana dengan kalian? Apa pendapat kalian terhadap perjalanan kami ini? Apakah kalian juga memiliki pengalaman serupa? Bagikan cerita kalian di kolom komentar, siapa tau saya bisa melakukannya bersama krucil yang mungkin setahun dua tahun ke depan sudah ga krucil lagi. Salam.



EstriShinta Selasa, Mei 30, 2023
Read more ...