Tayangan :

Lingga Yoni


Parno gak sih kalo saya membahasnya?  Duluuu banget, pernah sih mengenal lingga-yoni dalam pelajaran sejarah (sewaktu es-em-pe kali ya?). Cuman, waktu itu pemahaman saya sebatas lingga-yoni sebagai pusat pemujaan umat Hindu.

Di sini – di lantai 1 perpus UI saya menemukan karya 3 dimensi Mbak Irianti Karnaya : Lingga - Yoni yang bermakna kesuburan atau awal mula kehidupan alias replika alat reproduksi pria dan wanita.
Eits, tunggu dulu….


Lingga Yoni di lantai 1 perpus UI


Jadi mikir nih. Tadinya saya penasaran, soalnya dari lantai 4 saya kira ukiran yang berada di lantai 1 itu sebentuk lesung antik atau tempat duduk gitu. Lah kok ini, lingga – replika alat reproduksi pria dan Yoni – replika alat reproduksi wanita? Jauh amiiirrr penafsiran saya? Mana dibikin segede gaban lagi! Tuh, Mbak Iriantine Karnaya - yang bikin gak geli apa ya? Syahwat diumbar2x, xexe…. 

Tapi kembali lagi, tergantung dari sudut pandang mana kita melihat dan memahami. Kalo kita melihat sebagai seni ya jadilah seni. Kalo kita melihat sebagai sesuatu yang sakral ya jadilah sakral. Begitu pun bila kita menganggapnya parno, terserah oleh masing2x individu.


xexe... gak tau dia, dipikir tempat duduk. Maen amprok di situ

Sayangnya gak ada pembatas. Sehingga banyak ibu2x yang taroh anak balitanya begitu saja di tengah2x yoni. Wadoohh… Nak, tak taukah kau, bahwa kaupun dibuat dari tempat yang sama semacam itu? J
 

Tidak ada komentar: